Dita – saat ini sudah hampir setahun sejak dinyatakan lulus sebagai sarjana – semakin mantap dengan pilihan hidupnya untuk menjadi seorang pengusaha. Dengan memiliki karyawan sebanyak 17 orang, Dita telah menicptakan lapangan kerja. Berbeda sekali bila kita perhatikan statistik sarjana baru di Indonesia, ldimana sebagian besar para sarjana baru akan mengandalkan ijazah kesarjanaannya untuk mencari kerja, bahkan tidak sedikit yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan akhirnya menjadi pengangguran.
Bila kita rata-ratakan gaji karyawannya adalah Rp,1 juta rupiah sebulan per orang, maka artinya Dita paling tidak telah mengeluarkan uang Rp.17 juta rupiah per bulan.
Seandainya Dita memilih bekerja sebagai karyawan, apakah Dita bias mengeluarkan uang Rp.17 juta rupiah sebulan?
Bila Dita mengandalkan gajinya sendiri saja untuk pengeluaran sebanyak Rp.17 juta rupiah per bulan, maka mungkin hanya bisa dicapai oleh seorang karyawan yang berpangkat manager, untuk memiliki penghasilan sebanyak itu.
Tahun lalu saja, Dita mengajak 17 orang karyawannya untuk outing keluar kota, “employee gathering” katanya. Tujuannya untuk mempererat tali kekelaurgaan diantara para karyawan. Bayangkan berapa dana yang dibutuhkan?
Siapa Dita ?
Dita hanyalah anak seorang pegawai negeri, anak bungsu dari 3 bersaudara.
Modal pertamanya dipinjam dari ayahnya, dan itupun tidak banyak. Hanya dalam hitungan bulan, modal itu sudah biaa dikembalikan. Dita mengembangkan usahanya dengan cara belajar melalui orang lain, bukan belajar dari ayahnya.
Jadi, rahasia pertama Dita adalah : Cari pinjaman modal. Tidak harus selalu memiliki uang sendiri untuk membuka usaha. Uang orang lain juga bias digunakan. Dan karena uang orang lain inilah, maka akhirnya Dita berusaha menjalankan usahanya dengan sungguh-sungguh. Kepercayaan yang telah diberikan oleh peminjam modal dipeliharanya dengan baik, modal pinjaman dia kembalikan, walaupun sebenarnya tidak harus dia kembalikan, toh orang yang meminjamkannya modal adalah ayahnya sendiri, namun Dita tidak melalukan itu.
Kelak dikemudian hari, sebagai pengusaha, pasti akan tiba saat-saat dimana kebutuhan modal mendadak akan terjadi, dan kepercayaan dari peminjam modal perlu dipelihara.
Rahasia kedua, Dita bukanlah pengusaha yang memiliki bakat sejak lahir, dia tidak pernah mengalami berada dalam lingkungan “pengusaha”. Dulunya pun, sebelum membuka konter HP, Dita tidak pernah berjualan apapun. Ayahnya pun tidak pernah mengajarkan cara menjadi pengusaha, bahkan lingkungan keluarganya adalah lingkungan keluarga karyawan – pegawai negeri. Jadi Dita belajar menjadi pengusahan, sambil menjalankan usahanya. Learning by doing kata orang sana.
Rahasia ketiga, Dita memiliki system dalam menjalankan usahanya. Sehingga dia tidak harus selalu berada dalam lingkungan usahanya setiap hari. Cukup melalui karyawannya saja, operasional usahanya dijalankan, sementara Dita melakukan tugas belajar, atau menghadiri perkuliahan. Karyawannya menjalankan system yang telah dia buat. Dia cukup melakukan kontrol saja, menghemat waktu dan tenaga, namun perlu biaya, yaitu biaya overhead karyawan.
Buat anda yang memiliki kondisi awal mirip dengan Dita, masih muda, bukan keturunan pengusaha, modal pinjaman, punya keinginan berhasil sebagai pembuka lapangan pekerjaan, mulailah dari sekarang. Gunakan 3 rahasia yang dimiliki oleh Dita, dan saya yakin, anda juga akan berhasil seperti Dita. Insya Allah.
Jul 7, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment